BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Di
daerah Kalimantan Tengah seni bela diri bukan hanya untuk melindungi diri dari
sesuatu yang membahayakan diri kira. Tetapi juga menjadi ajang untuk
mempertunjukan tarian adat yang memiliki gerakan-gerakan yang indah dan
cenderung berbeda dengan tarian tradisional dari daerah-daerah lain. Tarian ini
biasa masyarakat kenal juga dengan mana Tari Kinyah Mandau.
Persebaran
suku dayak hampir merata di daerah Kalimantan. Karena persebaran wilayah yang
luas dan dengan kondisi alam yang berbeda-beda, membuat suku dayak memiliki
kekayaan budaya yang berlimpah dan tidak terhitung jumlahnya.
Kekayaan
budaya dari suku dayak hampir menyebar luas di seluruh wilayah kalimantan.
Salah satu kekayaan yang dapat kita ketahui adalah kekayaan budaya yang berasal
dari provinsi Kalimantan Tengah.
Tari
Kinyah Mandau merupakan salah satu tarian yang berasal dari suku Dayak yang
menampilkan unsur bela diri, seni teatrikal, dan seni perang dengan memadukan
beberapa unsur tersebut dan membuat gerakan-gerakan yang indah. Tarian ini
sangat terkenal, hampir senua suku Dayak di Kalimantan memiliki tarian jenis ini.
Terutama Kalimantan Tengah, disini tarian tersebut biasa dikenal dengan Tari
Kinyah Mandau.
Nama
Tari Kinyah Mandau berasal dari kata kinyah yang memiliki arti tarian perang
dan menggunakan mandau sebagai senjata pamungkasnya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
Sejarah Tari Kinyah Mandau?
2. Apa Asal usul
Tari Kinyah Mandau?
3. Bagaimana
akhir masa pemburuan kepala?
4. Bagaimana
Kinyah pada masa sekarang?
5. Bagaimana
Pergelaran Tarian Kinyah Mandau?
6. Seperti apa
Busana Tarian Kinyah Mandau?
7. Bagaimana
pengiring Tarian Kinyah Mandau?
C. TUJUAN
Agar
kita dapat mengetahui apa itu Tarian Kinyah Mandau, dengan mempelajarinya maka
wawasan kita mengenai tari dari kalimantan tengah ini bertambah sehingga kita
bisa dapat melestarikan serta menjaga budaya yang ada di indonesia ini walaupun
kita sedang berada pada era globalisasi kita tetap mempelajarinya.
D.
MANFAAT
Makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang
membaca. Semoga bisa mengambil manfaat dari makalah Tari Kinyah Mandau ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH TARI KINYAH MANDAU
Tari ini bermula dari sebuah kebiasaan suku Dayak di zaman dulu yang
dinamakan kinyah, yang termasuk ke dalam tarian perang, sebagai rencana dalam
memburu dan membunuh kepala para musuh. Di zaman itu para pemuda Suku Dayak
diwajibkan berburu manusia untuk bermacam-macam alasan yang berbeda di setiap
bagian sukunya. Sebagai rencana fisik dalam berburu ini, lalu dilakukan tarian
perang ini atau kinyah.
Mayoritas bagian suku dayak memiliki tari perang ini. Di masa lalu tari
ini dipergelarkan di kampung untuk mengamati dan menilai pemuda mana sih yang
siap untuk dilepaskan ke hutan untuk melakukan berburu kepala siapa pun yang
ditemui olehnya.
B. ASAL USUL TARI KINYAH MANDAU
Pada masa itu berbagai istilah yang ditakuti oleh masyarakat sekitar
salah tiganya adalah hakayau (saling
memotong kepala), hapini (saling
bunuh), dan hajipen (memperbudak).
Teori rimba di kala itu sangat berlaku yakni yang paling kuatlah yang
berkuasa. Siapapun pemuda pria dari Suku Dayak yang berhasil memperoleh kepala
manusia akan dikasih tato di betisnya yang menandakan bahwa pemuda ini sudah
tumbuh dewasa.
Suku dayak ngaju zama dahulu memiliki alasan lain untuk melakukan hakayau atau mengayau. Mereka melakukan mengayau untuk keperluan acara adat “Tiwah”. Tiwah atau upacara membersihkan
tulang belulang untuk diantar ke surga bagi kepercayaan mereka.
Kepala manusia yang sudah didapatkan akan digantung di tempat pusat acara
tiwahnya, kemudia dikuburkan didekat sandung atau juga rumah kecil tempat
menaruh tulang belulang leluhur yang ditiwahkan dan jika orang yang dibunuh
memiliki budak maka budak tersebut harus dibunuh juga.
C. AKHIR MASA PEMBURUAN KEPALA
Tradisi pemburuan kepala ini berakhir pada saat setelah perjanjian damai
Tumbang Anoi yang terjadi sekitar tahun 1894. Proses terjadinya perjanjian
damai ini, para pemimpin dari berbagai belahan suku dayak bertemu dan melakukan
perjanjian perdamaian bersama.
Yang membuat suku dayak terpecah belah pada saat itu adalah karena ada
rasa curiga antar suku. Maka dari itu setelah perjanjian selesai setiap suku
harus menunjukan gerakan anyarnya dalam memburu kepala musuh dan setiap sub
suku lain dapat melihatnya, agar tidak ada lagi rasa curiga antar suku. Sejak saat
itu sekat rahasia, curiga antara sub suku dayak sempurna di tutuhkan.
Ketika perjanjian damai ini suku dayak Oot Danum membawakan gerakan anyar
memburu kepalanya, karena masyarakat mengenal suku ini memiliki teknik
berbahaya untuk membunuh musuhnya.
Peristiwa Tumbang Anoi ini kemudian mengeinspirasi lahirnya sebuah tari
kreasi yang bernama tari Panhkalima Tumbang Anoi, yang secara singkat
menyampaikan pesan perdamaian dan persatuan yang membuat masyarakat maju dan
sejahtera.
D. KINYAH PADA MASA SEKARANG
Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan jaman tradisi ini
sempurna ditinggalkan, namun jurus anyar yang digunakan untuk berperang atau
kinyahnya masih menjadi tradisi suku dayak dan kemudian dikembangkan menjadi
tarian adat suku dayak. Di adaptasi dari kinyah sebelumnya yang sarat akan
kekrasan dengan serangan yang membahayakan, tarian ini di ubah menjadi sarana
kesenian dan hiburan bagi masyarakat.
Dalam perkembangannya, gerakan pada tarian ini dimodifikasi sedemikian
rupa dengan berbagai variasi gerakan tari dan unsur teatrikal yang
menggambarkan jiwa dan semnagat keberanian suku dayak pada zaman dahulu. Dengan
gerakan yang gesit seakan ingin memburu musuh, mejadikan tarian ini terlihat
sangat mengagumkan jika dipentaskan.
Penari Tari Kinyah Mandau tidak hanya lelaki tetapi juga perempuan.
Setiap penari dilengkapi senjata berupa mandau dan talawang (perisai).
Tarian ini dapat ditemukan di berbagai acara kebudayaan di Kalimantan
tengah seperti untuk menyambut tamu besar dan acara festival budaya. Tari ini
juga tekenal sampai keluar negeri loh, luar biasa bukan. Kita sebagai
masyarakat harus melestarikan Tari Kinyah Mandau ini dengan sebaik mungkin agar
tidak diklaim oleh negara lain yang tidak bertanggung jawab.
E. PERGELARAN TARIAN
Sebagai fungsi seni pertunjukan bagi masyarakat dalam peregelarannya
tarian ini tidak hanya dimainkan oleh laki-laki saja, namun juga boleh
dimainkan oleh perempuan. Para penari menggunakan properti berupa senjata yaitu
Mandau dan talawang (perisai), tetapi ada juga yang memakai sumpit yang
dijadikan sebagai senjata.
F. BUSANA TARIAN
Busana yang dipakai dalam pergelaran tari ini yaitu pakaian khas dari
suku dayak serta ikat kepala yang berhiaskan bulu burung enggang. Dan para
tubuh penari pun dihiasi dengan tato yang khas suku dayak yang mempunyai arti
yang berbeda disetiap gambarnya.
G. PENGIRING TARIAN
Dalam pergelarannya, tari ini diringi oleh musik tradisional dayak.
Dengan iringan musik yang bermelodi tinggi dan gerakan yang lincah dari para
penarinya akan menghasilkan tarian yang sangat memukau dan para penonton pun
terbawa suasana akan semangat perang yang dipergelarkan tari ini.
Seiring berjalannya waktu, meskipun adat istiadat mengayau sudah
ditinggalkan, berbeda dengan kinyah yang masih menjadi adat istiadat suku dayak
dan berkembang menjadi sebuah tarian adat suku dayak. Meskipun tidak untuk
perang, kinyah ini menjadi sebuah fasilitas kesenian dan budaya bagi masyarakat
disana.
Untuk ikut melestarikan adat istiadatnya. Di Kalimantan Tengah tari ini
lebih populer dengan sebutan Tari Kinyah Mandau. Diolah dari kinyah yang
awalnya penuh dengan kekerasan dengan serangan yang sangat berbahaya. Tari ini
diganti menjadi fasilitas kesenian dan kebudayaan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
-
Tari ini bermula dari sebuah kebiasaan suku Dayak di zaman dulu yang
dinamakan kinyah, yang termasuk ke dalam tarian perang, sebagai rencana dalam memburu
dan membunuh kepala para musuh. Di zaman itu para pemuda Suku Dayak diwajibkan
berburu manusia untuk bermacam-macam alasan yang berbeda di setiap bagian
sukunya. Sebagai rencana fisik dalam berburu ini, lalu dilakukan tarian perang
ini atau kinyah.
-
Pada masa itu berbagai istilah yang ditakuti oleh masyarakat sekitar
salah tiganya adalah hakayau (saling
memotong kepala), hapini (saling
bunuh), dan hajipen (memperbudak).
-
Tradisi pemburuan kepala ini berakhir pada saat setelah perjanjian damai
Tumbang Anoi yang terjadi sekitar tahun 1894. Proses terjadinya perjanjian
damai ini, para pemimpin dari berbagai belahan suku dayak bertemu dan melakukan
perjanjian perdamaian bersama.
-
Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan jaman tradisi ini
sempurna ditinggalkan, namun jurus anyar yang digunakan untuk berperang atau
kinyahnya masih menjadi tradisi suku dayak dan kemudian dikembangkan menjadi
tarian adat suku dayak. Di adaptasi dari kinyah sebelumnya yang sarat akan
kekrasan dengan serangan yang membahayakan, tarian ini di ubah menjadi sarana
kesenian dan hiburan bagi masyarakat.
-
Sebagai fungsi seni pertunjukan bagi masyarakat dalam peregelarannya
tarian ini tidak hanya dimainkan oleh laki-laki saja, namun juga boleh
dimainkan oleh perempuan. Para penari menggunakan properti berupa senjata yaitu
Mandau dan talawang (perisai), tetapi ada juga yang memakai sumpit yang
dijadikan sebagai senjata.
-
Busana yang dipakai dalam pergelaran tari ini yaitu pakaian khas dari
suku dayak serta ikat kepala yang berhiaskan bulu burung enggang. Dan para
tubuh penari pun dihiasi dengan tato yang khas suku dayak yang mempunyai arti
yang berbeda disetiap gambarnya.
-
Dalam pergelarannya, tari ini diringi oleh musik tradisional dayak.
Dengan iringan musik yang bermelodi tinggi dan gerakan yang lincah dari para
penarinya akan menghasilkan tarian yang sangat memukau dan para penonton pun
terbawa suasana akan semangat perang yang dipergelarkan tari ini.
B.
SARAN
Saran dari kami untuk tari tradisional ini agar lebih dikembangkan
kembali, karena alangkah baiknya jika tari tradisional ini lebih menonjol lagi
di negara kita indonesia dan diadakannya festival-festival tari tradisional.
Boleh juga diadakannya latihan-latihan atau kursus tari tradisional untuk
kalangan-kalangan remaja khususnya untuk mengharumkan negara kita.
DAFTAR PUSTAKA
seni-tari/tari-kinyah-mandau
Komentar
Posting Komentar